Desain Komunikasi Visual
Nama : Akhmad Fakhrul
NPM : 50413556
Kelas : 3IA22
Mata Kuliah : Desain Pemodelan Grafik
Dosen : Syefani Rahma Deski
Desainer
paling berpengaruh dan desainer-desainer lainnya
·
Desainer
paling berpengaruh
1. Rouchon
2. Salman Baidowi
3. Sir John Millais
·
Desainer
lainnya
1. Rummler
2. Grant Hamilton
3. Alfred Le Petit
Desain
Komunikasi Visual masih sangat asing terdengar di kalangan masyarakat awam yang
biasanya di identikan dengan tukang print atau tukang buat reklame dan baliho.
Sehingga bnayak orang memandang sebelah mata tentang dunia desain, atau Desain
Komunikasi Visual identik dengan iklan memang tidak salah tentang
pernyataan ini namun hal ini juga tidak benar sepenuhnya karena iklan hanya
salah satu sarana (media) yang dihasilkan oleh Desain Komuikasi Visual.
Sekarang
akan saya jelaskan lebih spesifik lagi tentang Desain Komunikasi Visual (DKV),
mari kita mulai dari definisi tentang DKV itu sendiri, ditinjau dari asal
kata (etimologi) istilah ini terdiri dari tiga kata, Desain diambil
dari kata “designo” (Itali) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa Inggris
desain diambil dari bahasa Latin (designare) yang artinya merencanakan atau
merancang. Dalam dunia seni rupa istilah desain dipadukan dengan reka bentuk,
reka rupa, rancangan atau sketsa ide.
Selanjutnya Komunikasi berarti
menyampaikan suatu pesan dari komunikator ( penyampai pesan ) kepada komunikan
(penerima pesan) melalui suatu media dengan maksud tertentu. Komunikasi sendiri
berasal dari bahasa Inggris communication yang diambil dari bahasa Latin
“communis” yang berarti “sama” ( dalam Bahasa Inggris:common ). Kemudian
komunikasi kemudian dianggap sebagai proses menciptakan suatau kesamaan (
commonness ) atau suatau kesatuan pemikiran antara pengirim ( komunikator ) dan
penerima ( komunikan ).
Sementara
kata Visual bermakna segala sesuatu yang dapat dilihat dan
direspon oleh indera penglihatan kita yaitu mata. Berasal dari kata Latin
videre yang artinya melihat yang kemudian dimasukkan ke dalam bahasa Inggris
visual.
Jadi Desain
Komunikasi Visual bisa dikatakan sebagai seni menyampaikan pesan (
arts of commmunication ) dengan menggunakan bahasa rupa ( visual language )
yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan,
mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang
ingin diwujudkan. Sedang Bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda,
simbol, ilustrasi gambar/foto,tipografi/huruf dan sebagainya.
Serasa
Kurang lengkap jika kita tidak mengulas sedikit tentang sejarah DKV,
Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi
visual. Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram
yang digunakan untuk menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age),
bentuk lain adalah hieroglyphics yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian
seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian manusia, bentuk-bentuk ini beralih
ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan perkembangan
kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi
bentuk-bentuk yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan
drama; seperti sendratari Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat
komunikasi yang sangat efektif hingga sekarang.
Sebagai
suatu profesi, Desain Komunikasi Visual baru berkembang sekitar tahun
1950-an. Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan
sesuatu secara visual, maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam
“seniman spesialis”. Spesialis-spesialis ini antara lain adalah visualizers
(seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang merencanakan dan
mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan;
illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain
komunikasi visual telah melengkapipekerjaan dari agen periklanan dan
tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar
yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian
dari kelompok dalam industri komunikasi – dunia periklanan, penerbitan majalah
dan surat kabar, pemasaran dan hubungan masyarakat (public relations).
Desain
Komunikasi Visual baru populer di Indonesia pada tahun 1980-an yang dikenalkan
oleh desainer grafis asal Belanda bernama Gert Dumbar. Karena
menurutnya desain grafis tidak hanya mengurusi cetak-mencetak saja. Namun juga
mengurusi moving image, audio visual, display dan pameran. Sehingga istilah
desain grafis tidaklah cukup menampung perkembangan yang kian luas. Maka
dimunculkan istilah desain komunikasi visual seperti yang kita kenal sekarang
ini.
Adapun
Fungsi Desain Komunikasi Visual yaitu yang pertama sebagaisarana
identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari desain
komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identitas seseorang dapat
mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga
dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat
mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya
maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan
menyebutkan merek X ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak
goreng saja. Atau kita akan membeli minyak goreng merek X karena logonya
berkesan bening, bersih, dan “sehat”.
Yang Kedua
sebagai sarana informasi dan instruksi
Sebagai
sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan
hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan
skala; contohnya peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan
berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat
yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara
logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari seperti tanda
dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon
umum, toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif,
dapat dibaca dan dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang
dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu alasan mengapa desain komunikasi
visual harus bersifat universal.
Dan yang
terakhir adalah sebagai sebagai sarana presentasi dan promosi
Tujuan dari
desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk
menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual)
dan membuat pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar
dan kata-kata yang diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan
mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang
digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena tujuan akhirnya adalah menjual
suatu produk atau jasa.
Jika Anda
ingin menjadi Desainer Komunikasi Visual yang baik, anda harus memperhatikan 3
hal dalam Desain Komunikasi Visual yaitu
1.
Elemen –
elemen DKV
2.
Unsur-Unsur
DKV
3.
Prinsip-
prinsip DKV
Elemen-elemen
yang digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah
1.
A. ILUSTRASI
Ilustrasi
adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang
tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi(nonphotographic image) untuk
visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar
yang dihasilkan secara manual.
Pada akhir
tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak
orang yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang
sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa
subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk menjelaskan
informasi detil seperti cara kerja fotosintesis.
Seorang
ilustrator seringkali mengalami kesulitan dalam usahanya untuk
mengkomunikasikan suatu pesan menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil,
maka dampak yang ditimbulkan umumnya sangat besar. Karena itu suatu ilustrasi
harus dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari pengamat yang
dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita banyak
dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup,
sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat.
Saat ini
ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat
imajinatif. Contohnya ilustrasi yang harus menggambarkan seekor anjing yang
sedang berbicara atau anak burung yang sedang menangis karena kehilangan
induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang bermain-main.
Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang imajinasi anak-anak
yang melihat buku tersebut, karena umumnya mereka belum dapat membaca.
B. SIMBOLISME
Simbol telah
ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia
prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di
Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa
yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.
Dewasa ini
peranan simbol sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam
kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai
simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata.
Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan
bandar udara; semuanya menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak,
walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.
Simbol
sangat efektif digunakan sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan
bahasa yang digunakan, contohnya sebagai komponen dari signing systems sebuah
pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum,
restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan simbol.
Bentuk yang
lebih kompleks dari simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi
dari sebuah perusahaan, karena itu suatu logo mempunyai banyak
persyaratan dan harus dapat mencerminkan perusahaan itu. Seorang desainer harus
mengerti tentang perusahaan itu, tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan dan
image yang hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain
itu logo harus bersifat unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat
yang dituju.
C. FOTOGRAFI
Ada dua
bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi,
yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan
kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret
Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih
diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca;
sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan
untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.
Kriteria
seorang fotografer yang dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan
periklanan. Dalam penerbitan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang
benar-benar kreatif dalam “bercerita”, karena foto-foto yang mereka ambil haruslah
dapat “bercerita” dan menunjang berita yang diterbitkan. Sedangkan dalam
periklanan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli,
serta mempunyai keahlian untuk bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit
hendak menerbitkan berita tentang perampokan, maka fotografer harus berusaha
untuk mengambil foto-foto yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya
suasana di sekitar tempat kejadian, korban, saksi mata dan lain-lain. Jika
sebuah perusahaan periklanan hendak mempromosikan suatu parfum wanita yang
berkesan anggun dan lembut, maka fotografer harus dapat mengambil foto-foto
yang menonjolkan keanggunan dan kelembutan dari parfum tersebut, misalnya
dengan latar belakang kain sutra dengan warna–warna pastel
yang berkesan lembut.
Fotografi
sering dipakai selain karena permintaan klien, juga karena lebih
“representatif”. Contohnya jika sebuah majalah yang memuat tentang wawancara
dengan seorang bintang sinetron yang sedang naik daun, maka akan digunakan foto
dari bintang itu untuk menunjang desain di samping isi berita itu sendiri.
Contoh lain, untuk menggambarkan sebuah tempat berlibur dalam sebuah brosur
biro perjalanan, jika menggunakan ilustrasi hasilnya tidak akan semenarik
dibandingkan dengan foto.
Fotografi
sangat efektif untuk mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk.
Sebuah foto mempunyai kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala
jauh dari keadaan yang sesungguhnya. Selain itu sebuah foto juga harus dapat
memberikan kejutan dan keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam hal
mencoba resep masakan yang baru atau tren berpakaian terbaru.
Selain
elemen-elemen ini, seorang desainer perlu mengerti tentang konsep dasar
pemasaran dan hubungannya dengan visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan
untuk bekerja dengan rapi dan tepat. Ia juga perlu mempunyai
kemampuan untuk bersosialisasi (people skills) untuk menghadapi klien,
supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
D. TYPOGRAFI
Tipografi adalah
seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai
desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan
kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini
adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk
media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku,
surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer
(penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.
Menurut
Nicholas Thirkell, seorang tipographer terkenal, pekerjaan
dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang, tipografer dan
desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk
mengkomunikasikan ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada,
contohnya penggunaan bentuk Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan,
feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang tipografer harus mengerti
bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang diungkapkan
oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan
kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer huruf lebih
memfokuskan untuk mendesain bentuk huruf yang baru.
Saat ini,
banyak diantara kita yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta
membaca dan mengartikan suatu gambar atau image. Disinilah salah satu tugas
seorang tipografer untuk mengetahui dan memahami jenis huruf tertentu yang
dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat yang dituju.
contoh dari penggunaan typografi yang benar sudah saya jelaskan sebelumnya.
Selain itu
dalam Typografi ada 2 hal yang sangat harus diperhatikan yaitu
Legibility adalah tingkat kemudahan mata
mengenali suatu tulisantanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan
oleh:
a. Kerumitan
desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
b.
Penggunaan warna
c. Frekuensi
pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Legibility
adalah tampilan yang layak atau pantas dari dasar-dasar aturan dan kebiasaan
dalam semua detil/rincian yang tak terbatas dan menjadi dasar komunikasi
tertulis Keterbacaan / readability adalah tingkat kenyamanan suatu
susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
1.
Ukuran
2.
Pengaturan,
termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
3.
Kontras warna terhadap latar belakang
4.
Jenis huruf
1.
E. LAYOUT
Layout
menjadi elemen yang terakhir dan sangat penting, dimana kita dituntut untuk
bisa mengolah ruang kosong pada suatu bidang untuk dijadikan media desain yang
mudah dibaca dan agar tidak membuat si pembaca menjadi cepat lelah ketika
membaca/ melihat desain yang kita buat dikarenakan tata letak yang tidak
bagus (tidak nyaman dipandang) . hal yang mempengaruhi agar menjadi desain yang
baik dan benar (layout) ada beberapa faktor yaitu
1.
Keseimbangan
2.
Kesatuan
3.
Irama
4.
Tekanan
Sumber
:
Comments
Post a Comment